Thursday, March 15, 2012
Kawan, hari ini ayu belajar sesuatu lebih dari sebuah
pembelajaran yang mengandung nilai. Semuanya berawal dari takdir, ya kata Bapak
itu “Saya disini sekarang pun dan bertemu dengan bapak itu bukanlah suatu
kebetulan. “
Pak Thomas A. Yudhistira, sebelumnya aku sudah pernah
mendengar banyak tentang beliau dai sahabatku Mella. Dan ternyata semua benar2
sesuai dengan kenyataan di hadapanku saat ini.
Gambaran aura kerja keras, semangat, kegigihan, melawan
segala ketidakmungkinan. Bapak itu benar, padahal kita belum mencoba lantas
mengapa kita ragu dan membatasi diri.
Tuhan menciptakan kita dengan potensi luas biasa dan tidak
terbatas, mengapa kita harus membatasi diri.
Dasar ilmu ternyata yang paling UTAMA, seluruh pengetahuan
juga dari sumber/asal yang sama, hanya beda ramuan/kotak legonya, dan tambahan
1 warna lain.
Pengalaman hidup, mengajari manusia banyak hal. Membuka
pikiran dan menyadari apa yang disekitar kita apa yang terjadi di dunia ini,
sangatlah penting.
Hidup di dunia ini pun bukan untuk diri kita sendiri, ada
banyak pelajaran, ada banyak hal, yang belum kita tahu dan pahami dan LAKUKAN!
Keren, bapak itu sudah punya target akan kehidupannya,
tujuan dan pilihan yang pasti, dengan tanggung jawab.
Ini sungguh tidak main-main. Bahkan bapak itu berani
memberikan kami semua nilai A, dan bapak itu percaya kami menguasai ilmu kami
dengan baik dan benar. Dan dia berani, jika ada dosen/sekre meminta
pertanggungjawaban untuk membuktikan dengan kemampuan kelas lain, kami di ambil
secara acak.
Yang paling aku sukai, bapak itu terus mencoba dan mempelajari
banyak hal, banyak ilmu, terbuka dengan seluruh informasi.
Bahkan ada cerita konyol, kenapa ada 2 murid kakak beradik
rela membunuh saudaranya untuk mengambil kitab suci.
Apa ayo? Coba mikir 1 menit aja deh!
Nyerah?
Zzzzzzzzzzzzz….yaela, karena gak ada mesinfotokopi kalee
zaman doeloe.
Zaman dulu, informasi sangat sulit didapatkan. Tidak bisa
dibandingkan dengan sekarang, justru kita kebanjiran informasi. Dan yang perlu
kita laukan sekarang adalah, memilah mana informasi yang benar atau justru
hanya sampah. Cara memilahnya ini yang how, yaitu ANALISA.
Bayangkan bapak ini akan ngajarin kami pelajaran keuangan
public hanya dengan 2 x pertemuan. Gilak banget gak, dosen lain harusnya 8 kali
pertemuan selama 2 bulan, eh si bapak malah 2 minggu.
Kami akan lansung mempelajari kasus, dan mencompare kan
dengan teori. Apakah yang didalam buku itu benar semua/Cuma bullsyit (ini kata2
bapaknya ya, bukan aku)?
Kerennya lagi nih si bapak, udah pinter dalam akademis,
kerja keras dalam berbisnis/nyari duit, social ok dia banyak mengenal orang dan
orang mengenalnya, soal cinta ia tahu gilak ceweknya aja finalis aneka, anak
binus.
Beliau berkata,”dalam pernikahan, cinta itu hanya ada selama
2-3 tahun, selebihnya adalah komitmen.”
Terlahir dan dibesarkan dalam lingkungan brokenhome, tinggal
bersama ibunya. Beranggapan bahwa dia adalah anak yang tidak diharapkan, justru
memacu dirinya lebih percaya diri menjalani hidup. Dia percaya bahwa semua itu
bukan kebetulan tapi ada tangan yang mengatur-Takdir.
Sejak saat itu, ia tinggal berdua dengan ibunya. Ia tahu
orangtuanya harus bekerja keras. Sadar akan hal itu, dan hidupnya harus
berubah.
sejak SD, dia sudah tumbuh dan besar dengan tanggung jawab.
Hobinya setiap hari kala itu baca Koran, menginjak SMP Ia menekuni hal berbau
politik, SMA pelajaran buku kuliah menjadi bacaan sehari-hari.
Bahkan ia pernah, membaca buku 1000 hal dalam 1 malam. Ada
juga kisah 1001 malam kali ya?
Dia memang berbeda, sejak sma dia sudah menemukan apa yang
dia inginkan.
Bahkan ia terpilih dalam satu kegiatan go Internasional, dan
saat itu umurnya baru 19 tahun.
Sejak dulu pula, ia sekoalah dengan modal beasiswa. Mengirim
puluhan artikel ke kompas dan berhasil DIMUAT (like my dream!huaa…). Luar biasa
pasti. ia belajar tentang apa saja. Termasuk menekuni IT secara otodidak
tentang jaringan. Membaca lebih dari ribuan buku selama hidup.
Hingga mencapai posisi tertinggi di salah satu perusahaan
swasta.
Ia paham bahwa sebagai manusia:
1.
Memberikan sebanyak dan selebih mungkin dari apa
yang bisa kita lakukan.
2.
Dan menerima sekurangnya dari apa yang pantas
kita terima
Semenjak kuliah, dia melakukan hal yang tidak biasa
dilakukan oleh anak mahasiswa lain. Menjadi sarjana termuda di UI. Saat kuliah,
ia bahkan mengambil 36 sks dalam 1 semester. Bayangkan, ia bahkan 2 mata kuliah
dalam waktu yang sama.
TO BE CONTINUED…..