Kamis, 12 Januari 2012

Arti Bakat



Arti Bakat--dihidupku


Bakat—bagiku itu bagaikan sebuah misteri, terkadang sesuatu yang suka kita lakukan, orang menyebut sebagai bakat. Tapi menurutku itu sebenarnya lebih tepat disebut minat.
Bicara tentang bakat, sewaktu aku kecil aku suka sekali menggambar, mengecat, bahkan seingatku waktu kecil kamarku penuh coretan di dinding. Aneh memang, aku ini waktu kecil tidak suka menggunakan kertas, semua kutulis di dinding, bahkan tak jarang dinding sekolah.
Aku jadi teringat, kalau ada sesuatu yang menarik pasti aku tulis di dinding dan aku buat ilustrasi gambarnya. Tapi aku sangat suka menggambar orang, terutama wajah—entah apa artinya.
Waktu SD ayah membeli satu set perlengkapan melukis, cat air, kuas, mangkuknya dan beberapa helai kertas karton tebal. Wah, bukan main senangnya. Aku segera menggambar tokok-tokoh kartun di rumah, seingatku yang pertama adalah Donald bebek.
Gambar yang cukup lumayan menurut penilaian ayahku sebagai anak sesuaiku. Dan iya mengatakan inilah bakatmu nak, me-lu-kis.
Aku menjadi sangat suka menggambar, menggambar apa saja, terutama makhluk hidup. Gambar orang, pohon, tumbuh-tumbuhan, binatang. Ya sampai sekarang aku memang masih suka menggambar, gambar yang lumayan. Menginjak SMP, intensitas menggambarku semakin jarang. Alasannya seorang sahabatku, aulia-sangat jago menggambar.
Kemudian, lama-kelamaan hatiku aku menjadi ciut untuk menggambar. Bahkan pengalaman yang paling aku ingat, waktu SMP kami disuruh menggambar alat transportasi di papan tulis oleh perwakilan tiap kelompok.
Seingatku, aulia menggambar kapal (keren pasti, kan tadi aku bilang juga jago), teman yang lain gambar pesawat.
Tanpa alasan teman-teman di kelompokku, menyuruh aku maju untuk mewakili mereka—menggambar. Ya sudah pikirku toh hanya menggambar. Aku menggambar sepeda,orang yang membawanya dan malah aku tambah di sedang ngomong halo seperti di komik, sepeda yang cukup sedikit jelek, karena aku sedikit grogi hanya aku yang terakhir selesai. Alhasil teman-teman bahkan ibu guru menertawakan gambarku, mana aku saja lagi yang ada gambar orangnya.
Yah..mungkin itu juga menjadi alasan mengapa aku tidak mengasah kemampuan menggambar, yang lama-lama benar-benar jarang aku lakukan. Tapi aku tidak bisa bohong, tetap saja rata-rata halaman terakhir buku sekolah pasti penuh coretan gambar tak jelas-sangat abstrak (bagiku aneh, yah..kadang aku melakukan tanpa sadar ketika bosan)
Hm…sejak dulu, seperti aku katakan aku suka mencoret dinding dengan gambar/tulisan. DI dinding kamarku waktu kecil, pasti ada tulisan puisi atau lirik lagu yang aku suka (bayangin masih SD kelas 4). Bahkan dinding SMP sudut pojokan menjadi lahan menulis harian tentang gang kami (waktu smp kami bergang 9 orang,SPY-9), segala kejadian menarik, lucu, atau mengharukan, berikut tanggal kejadiannya aku tuliskan. Hahaha….kurang kerjaan ya? Kalau menulis diary, bah…ga usah ditanya deh, udah berjilid-jilid. Seingatku lagi, pertama aku menulis diary juga kelas 4, aku beli buku diary sendiri berwarna pink ada gemboknya, beli di took “ade perdana”. Hahaha,,,,tapi karena dibaca ayah, aku jadi malas menulis lagi.
Ketika SMP, aku beli buku diary lagi, warna hijau. Tapi aku menulisnya setelah berbulan-bulan sejak beli, pengalaman pertama yang aku tulis tentang ulang tahunku, yang supraise oleh teman-teman.
Tapi saat itu aku belum sadar kalau aku suka menulis (baca:bakat)
Nah, waktu SMA. Sahabatku Aulia, ya lagi-lagi sahabatku ini. Dia yang menghilangkan semangatku melakukan sesuatu, dia pula yang jembatan penghubung menuju bakat sejatiku sebenarnya (aku pikir demikian). Aulia mengatakan ada lomba menulis, dengan tema “LAUT”.  Terus terang aku sangat tergugah, aku, aulia, dan tasha berencana ikut lomba tersebut.
Sekian lama aku mencari dan menelusuri ide tulisan apa yang akan aku tulis, meskipun temanya sudah ada. Tapi otak seperti buntu, sampai-sampai aku benar-benar ke laut untuk mencari inspirasi dan nyatanya sama saja, tanpa hasil, hanya hamparan gradasi biru beraneka dikepalaku, sampai menjelang sebelum tidur aku mengahayal dia atas kasur (ya eyalah masa di atas genteng), ya..aku menghayal.
Diantara hamparan biru air nan luas dan pagar-pagar tinggi pohon kelapa, aku berjalan di pinggiran,  kaki yang telanjang tersengat oleh dinginnya pasir putih , aku bernafas dalam-dalam sembari menghirup bau amis laut, kemudian berteriak lepas, terus aku melangkah perlahan ke arah laut,  berenang dan menyelami lautan amat dalam (note: sampai sekarang aku belum bisa berenang :p), aku menghayal sampai  di dasar laut, aku temukan keindahan luar biasa cantik, aku melihat terumbu karang berkilat-kilat, ikan berbaris-baris laksana prajurit mengelilingi di antara kerang-kerang, katup kerang terbuka dan terlihat kesungguhan sinar terang berkilauan—mutiara surga lautan. Keadaan disini begitu hijau pikirku dalam hayal.
Kontan aku tersadar dari hayal. Alhasil, seperti kerasukan, aku segera mengetik menuliskan apa yang baru saja aku hayalkan, dengan kata-kata yang entah darimana bagaikan petuah penyair (kata ayahku ya). Ya Allah, aku selesaikan 5 halaman sekali menulis waktu itu dalam beberapa waktu singkat.
Saat itu, pikiranku hanya ingin menulis, ya menulis saja. Perkara hadiah tidak terlalu terpikir.
Waktu berlalu saja. Selang sebulan, ketika sekolah—jam istirahat, ponselku berbunyi-nomor tidak dikenal. Biasanya telepon seperti itu tidak aku angkat kalau sedang di sekolah, tapi karena sedang istirahat akhirnya aku angkat juga. Ketika mendegar siapa penelepon, seketika pula jantungku berdegup hebat.
“kami dari pihak lomba, menyatakan anda sebagai juara 3 lomba menulis cerpen, silahkan datang di acara seminar sekaligus pengambilan hadiah di banda aceh. Terimakasih”
Kira-kira begitulah isi tuturkata si penelepon.
Alhamdulillah, aku menjerit dalam hati. Segera menceritakan pada teman-teman.
Itulah kali pertama, aku juara menulis. Dan ayah mengatakan lagi—itulah bakatmu nak,          me-nu-lis.
Apalagi ayah membawa pulang uangnya, 500.000. bayangkan aku tidak pernah mendapatkan uang cash hasil usahaku sebanyak itu. Betapa bahagia. Lalu uangnya kuserahkan kepada ayah.
Sejak saat itu, aku ketagihan menulis. Aku mulai aktif menulis entah itu fiksi atau ilmiah, yang penting menulis.
Karya ilmiah pertama, aku membuat karya tulis ilmiah mamak—tentang kesetaraan gender. Sebenarnya itu tugas akhir kuliah d3 mamakku, tapi karena aku tahu beliau begitu sibuk, dan aku menawarkan diri untuk membantunya. Maka selesailah tulisan ilmiah pertama yang kubuat.
Sampai-sampai, teman mamak minta dibantu menyelesaikan KTI-nya. Sudah begitu, aku dapat uang pula. Tapi uangnya kuserahkan untuk mamak saja.
Aku semakin tertarik dunia kepenulisan. Aku juga sangat suka membaca, buku apa saja. Terutama buku cerita. Hehehe….beruntung waktu SMP, aku bisa menikmati banyak bacaan novel secara gratis, berhubung salah satu temanku adalah anak dari pengusaha toko buku. Wah, novel tebal-tebal habis terbabat, tak ulung buku-buku ayahku yang cukup memusingkan juga kubaca, alasannya buku yang lain di rumah punyaku sudah bosan kubaca berulang-ulang. Maka buku-buku ayah jadi sasaran buruanku. (emang lagi di hutan amazon, berburu segala..)
Buku ayah kebanyakan tentang bisnis, usaha, kepemimpinan, ilmu kesehatan, novel dalam bahasa inggris (yang tak kutahu artinya, jadi hanya kulihat saja). Bakhan buku Oom-ku yang lulusan kedokteran USU medan, menjadi lahan eksploitasiku di rumah. Dan aku semakin mencintai dan mencita-citakan ingin jadi dokter.
Kusadari, ayah juga gemar membaca. Mungkin aku ketularan juga. Tapi ayahku suka baca Koran, dan menonton berita-mentro TV dan TvOne. Lha…aku suka baca buku cerita dan nonton film petualangan fantasi-Harry Potter, Narnia, sama The Mummy. 
Kalau mamak, kulihat suka baca novel juga dan nonton sinetron (kalau sinetron aku gak suka terlalu berlebihan menurutku, gak masuk akal terkadang ceritanya, si itu terlalu baik ditindas sama yang super jahat tanpa ada perlawanan: duh lapor polisi kek/lari gitu, nih malah pasrah amat, terus pemeran utamanya mati, hidup lagi, eh giliran mati beneran, datang kembarannya *)gubrakà  kapan tamatnya nih film kalau gitu pikirku --a)
Next, lupakan sinetron.
Nah, semenjak masuk kuliah, aku semakin focus dalam dunia menulis, aku ikuti semua kegiatan yang ada hubungannya dengan dunia kepenulisan. Aku ikut PKAKP (Pusat Kajian Akuntansi Keuangan Publik), lebih kepada penulisan ilmiah, opini, essay, jurnal. Lalu, AKSARA (Aktualisasi seni dan sastra), aku semakin termotivasi, di awal aku ikut pertama kali dan ada simulasi menulis cermin (cerita mini) dengan kata kunci yang di tentukan oleh teman disamping kita, waduh!
Aku tulis buat temenku bagus, kata kuncinya: langit. Walah temenku nulisnya: P-I-R-I-N-G, piring. Aduh aku menulis apa pikirku saat itu dengan waktu terbatas,hanya 20 menit. TIDAKK! Ah ya sudah toh Cuma latihan, tampa berpikir lama aku tulis saja apa yang terlintas, nanti tinggal nyangkut-nyangkutin aja pakai kata piring (rileks, don’t panic).
Bismillah...aku hirup napas dalam-dalam. Mulai menulis, semua teras lancar dan mengalir, lalu aku teringat seorang nenek tua yang aku baca di korang kemarin, kontan aku menulis itu. Kisah nenek yang menjual punggungnya di pasar demi sesuap nasi, di tengah terik raja matahari sang nenek menawarkan jasa mengangkut barang bawaan belanja seperti karung beras, bawang yang berkilo-kilo sampai terbungkuk-bungkuk, saat itu sebenarnya yang aku ingat gambar di koran tersebut, dan nenek itu berbaju pink lusuh, dengan kaki di balut kain batik yang gombrong. Ku buat ceritanya nenek itu terakhir hanya memiliki sebuah harta piring, piring usang yang menjadi tadah hidupnya dengan meminta belas kasihan orang yang lewat. Hingga mati bersama piring.
Belakangan aku ingin tambah ceritanya, bahwa itu adalah piring antik kuno yang umurnya sudah ratusan tahun, dan jika dijual bernilai 1,5 M. bayangkan, jika nenek itu tahu, ia sudah kaya. Tapi sayang, dia tidak pernah tahu sampai akhir hayatnya.
Kemudian aku izin permisi duluan, ada kegiatan lain. Besoknya, temanku memberi kabar bahwa tulisanku termasuk 2 tulisan yang terbaik. Alhamdulillah.
Di kesempatan lain aku juga menang lomba menulis cerpen dari kegaiatan AKSARA—Bulan Madu Penulis. Dan mendapat hadiah 3 buku, 2 buku langsung diberikan oleh penulisnya (Subahanallah, aku ga berhenti mengucap syukur), tapi dibalik itu ada kisah lucu (entar kapan-kapan aku tulis ceritanya ok).-à tentang salah nulis out of konteks/theme: bulan madu, januari, jendela. Tapi akhirnya aku jadi yang terbaik.
Kenyataan pahit, waktu libur UAS lama tingkat 1 aku ga pulang. Ya…aku tidak sampai hati minta uang pada ayah untuk ongkos pulang, pasti tiket pesawat sangat mahal, karena libur sekolah. Jadi aku mecoba tegar dan ikhlas, sendirian di kos.
Untuk mengisi liburan, aku ikut lomba menulis essay, dari STAN acara anak SEC(Stan English Club)-IFF. Atas informasi dan semangat kak mita katanya “gak apa-apa” dia juga mau bantu translate nanti (sst..essay in English guys). Dengan semangat dan percaya diri aku mencoba ikut lomba.
Perjuangan bolak-balik ke perpustakaan mencari bahan untuk menulis, seharian membaca jurnal, koran, essay, dan menulis di perpustakaan.  Akhirnya, aku berhasil menulis essay berjudul “pengaruh bank dunia dan IMF terhadap perekonomian di Indonesia.”, nah…kawanku sekalian karena essay harus dalam bahasa inggris, ini dia aku sedikit lemah untuk satu ini. ENGLISH. (tapi sekarang aku terus berlatih, dan belajar otodidak untuk meningkatkan kemampuan b.inggris). Akhirnya, dengan bantuan sahabatku yang sangat baik hati Dina, essayku dalam bahasan inggris rampung, thankyou so much guys :*, (aku juga punya cerita tentang Dina, kapan-kapan aku cerita ok). à tentang kerja keras dina, BAK, auditor, pengalaman kerja sampai ke medan gratis, ngekos barneg, tinggal berasama, susah sama2..
Alhamdulillah aku berhasil masuk 3 besar, dan tahap selanjutnya presentation your essay. Aku mendapat juara 3 dengan hadiah 500.000. Alhamdulillah, terima kasih banyak Ya Allah. Uangnya, aku pakai untuk buku yang sudah lama kau incer-incer dan tabung. Buku “TOEFL 99,9 % sukses”, dan buku “Kuliah Gratis ke Luar Negeri, Mau?”. Alhamdulillah hajatku terkabul membeli 2 buku itu, dengan tersenyum-senyum aku menenteng plastic gramedia (norak banget sih!haha) habis for the first time aku beli buku di Gramedia. (sst…biasanya aku Cuma numpang baca seharian menghabiskan satu buku, wkwkwk..hidup hemat, gratis baca)
(kisah tak terlupakan, 4juri, komentar English, diliahta orang, kebingungan, slaah jawab, kak tasha translet, ke warnet game nge print, kebisingan tak terhangkan, kamar mandir, bau. Pussng , panas,, demam. Sakit dan batuk parah, untung dina dan kak mita gak ada, suara b.ingrris dimana2, debat English, keramaian yang tak biasa)
Banyak pengalaman dan kejadian yang sudah aku lewati, penuh perjuangan dan hal tak terduga. Bahkan itu baru permulaan, pertarungan sesungguhnya masih menanti. Aku punya mimpi, cita dan harapan. Aku ingin mewujudkannya. Aku ingin menjadi berguna, membahagiakan ayah, mamak, dan adik-adikku.
Aku tidak akan berhenti mencoba, berusaha, bangkit, dan terus berdoa. Agar Allah mengabulkan dan memberikan petunjuk atas hidupku yang penuh teka-teki.

“Jangan takut pada masa depan. Jangan menangis karena masa lalu.”



Tidak ada komentar: