Sabtu, 07 April 2012

Sri Mulyani, Kandidat Presiden Bank Dunia


Jum`at, 24 Februari 2012 13:14 WIB
Jakarta - Negara-negara berkembang sedang berebut posisi nomor satu di Bank Dunia (World Bank) setelah Robert Zoellick menyatakan mundur. Salah satu yang berpotensi menduduki jabatan itu adalah Direktur Bank Dunia Sri Mulyani.

Pemerintah dari berbagai negara mulai mencoba untuk menghentikan kebiasaan rutin Amerika Serikat (AS) dalam mencalonkan warga negaranya untuk menjadi orang nomor satu di Bank Dunia. Seperti pemerintah dari Brasil dan Filipina.

"Bukan masalah siapa yang menggantikan Zoellick, tapi lebih kepada proses untuk pemilihan penggantinya," kata Menteri Keuangan Filipina, Cesar Purisima, Jumat (24/2).

"Kami percaya dengan pertumbuhan negara-negara berkembang di ekonomi dunia, praktik kebijakan-kebijakan lama akan diperbarui," tambahnya.
Sayangnya, tidak banyak kandidat yang bisa diusulkan oleh negara-negara berkembang untuk bisa bersaing dengan calon dari AS. Apalagi sudah berhembus kabar beberapa calon kuat sudah disiapkan oleh AS.

Namun, sejak 2010 lalu Bank Dunia sudah mulai melebarkan sayapnya dengan menerima eksekutif-eksekutif dari negera-negara berkembang.
Sehingga muncul tiga nama yang dirprediksi bisa menjadi orang nomor satu di bank tersebut, yaitu kepala ekonomnya yang berasal dari China, dan dua dari tiga direktur dari negara berkembang, yaitu Mesir dan Indonesia.

Calon yang berasal dari Indonesia tak lain adalah mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mulai bekerja di kantor pusat Bank Dunia Washington pada 2010 lalu. Saat ini, Sri Mulyani menjabat sebagai salah satu direktur di Bank Dunia.

Seperti diketahui, Bank Dunia akan memilih pengganti Robert Zoellick sebagai presiden baru pada 20 April mendatang bersamaan dengan pertemuannya dengan IMF di Washington. Selain nama Sri Mulyani, ada pula beberapa nama lainnya yang sedang masuk dalam polling calon presiden baru Bank Dunia. Berikut 8 calon Presiden Bank Dunia selain Sri Mulyani yang masuk poling:
Luisa Diogo
Luisa Diogo merupakan presiden wanita pertama di Mozambik pada 2004. Setelah sukses menjadi menteri keuangan Mozambik di 1980-an, dia dipilih menjadi direktur anggaran negara. Diogo bekerja di Bank Dunia Mozambik sejak 1990-an.

Michelle Bachelet
Pada 2002, Bachelet merupakan menteri pertahanan pertama di Chili, dan dia dipilih menjadi presiden pertama Chili di 2006. Pada saat kampanye, Bachelet menyatakan akan melanjutkan kebijakan pasar bebas, dan juga mengembangkan kesejahteraan sosial untuk mengurangi kesenjangan antara yang miskin dan kaya. Sejak 2010, wanita ini dipilih menjadi pemimpin wanita di PBB.

Ngozi Okonjo-Iweala
Okonjo pernah dipilih dua kali menjadi menteri keuangan Nigeria. Pada 2007-2011, Okonjo terpilih menjadi Direktur di Bank Dunia, dan pernah juga menjadi kandidat unggulan Presiden Bank Dunia untuk menggantikan Paul Wolfwitz di 2007. Wanita ini pernah menjalankan dua jabatan sekaligus sebagai menteri keuangan dan menteri luar negeri Nigeria.

Marina Silva
Marina Silva, wanita asli Amazon yang pernah menjabat sebagai menteri lingkungan Brasil pada 2003-2008. Dia terus memperjuangkan perlindungan lingkungan. Di 2007 dia pernah bekerja di PBB untuk bagian lingkungan.

Trevor Manuel
Trevor Manuel saat ini menjabat sebagai menteri di Afrika Selatan dan punya pengaruh besar di bidang perencanaan negara. Dia pernah ditunjuk Nelson Mandela sebagai menteri perdagangan dan industri pada 1994 dan jadi menteri keuangan pada 1996. Dia banyak beraktivitas di kegiatan intrnasional.

Luiz InĂ¡cio 'Lula' da Silva
Lula merupakan presiden Brasil dari 2002-2010 dan menjadi politisi terpopuler di sepanjang sejarah Amerika Latin. Orang ini mempunyai pengaruh yang besar di Amerika Latin.
Jairam RameshRamesh sekarang menjadi menteri perkembangan wilayah pedesaan di India. Sebelumnya dia menjadi menteri lingkungan dan kehutanan India dan pernah berpartisipasi menjadi ketua negosiator perubahan iklim pada 2009 di Denmark.

Kemal Dervis
Dervis telah berkecimpung di berbagai posisi di Bank Dunia selama 22 tahun, termasuk menjadi Direktur Bank Dunia untuk departemen Eropa tengah, lalu juga wakil presiden Bank Dunia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara. 

Hasil sementara poling tersebut, Sri Mulyani menguasai 71% suara poling dengan 3.566 pemilih. Tempat kedua diikuti Kemal Dervis yang menguasai 20% suara poling dengan 1.000 suara. Situs ini merupakan hasil monitoring soal kandidat yang berpotensi menjadi Presiden Bank Dunia.


------------>
kabar terakhir, yang aku baca ternyata ibu sri mulyani tidak jadi dicalonkan sebagai kandidat presiden Bank Dunia. ya......sayang sekali, kenapa ya? sampai saat ini alasannya belum jelas. Apa Amerika takut kalau kami yang memimpin Bank Dunia, tapi mengapa? entahlah? #berpikir positif. :)



OPINI


Impor menjelma “mie” Instan


Ketika kebijakan impor menjadi sebuah jalan akhir para menteri atas masalah kebutuhan pangan, khususnya garam.

Setelah pemerintah memutuskan akan mengizinkan impor garam sekitar 500.000 ton untuk mencukupi kebutuhan garam konsumsi dalam negeri selama 3,5 bulan.  Sebagai hasil dari kesepakatan bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koordinator Perekonomian.

Ketiga kementerian awalnya saling bertikai, terutama Kementerian Kelautan yang sebelumnya menyatakan “kita belum butuh impor”. Belum berarti akan impor juga ya pak menteri?

Budaya instan masih melekat di negeri yang memiliki garis pantai terpanjang didunia ke empat ini, menjadikan impor seolah-olah jalan terbaik, cepat, dan mudah alias tak perlu repot-repot. Syukur-syukur bisa mendapatkan keuntungan sepihak dari rencana tersebut.

Kebijakan impor memang hal yang cepat dan gampang. Layaknya, saat kita menyeduh mie instan, tinggal disiram air panas, tunggu beberapa saat,  dan selamat makan. Lantas, bagaimana dengan ceritamu wahai menteri-menteri? Kalau pemerintah kita, kekurangan garam dalam negeri? tinggal impor, tunggu beberapa saat, welcome garam Austalia dan India. Miris...

Bertahun-tahun dari dulu, memang Indonesia selalu mengimpor 100 persen garam industri karena ada masalah investasi, lahan, dan teknologi, mengutip perkataan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sharif Cicip Sutardjo. Alasan bahwa pasokan dalam negeri tidak mencukupi benar adanya. Sayangnya, sampai saat ini kebijakan impor selalu menjadi jalan akhir penyelesaian masalah.


Penggaraman

Menengok negara lain, di Saudi Arabia, misalnya, awalnya mereka mempunyai penyulingan air minum yang bahan bakunya di ambil dari air laut, dengan teknologi proses desalinasi mereka menghilangkan kadar garam sehingga menghasilkan air mineral yang dapat dikonsumsi. Sisa dari proses tersebut adalah air garam (brine)
Sisa tersebut ternyata mengandung kadar garam dengan konsentrasi yang tinggi. Setelah sisa diproses menghasilkan garam yang melimpah ruah.

Lain lagi dengan Cina, dulunya, Cina sudah mengenal teknologi menembus perut bumi dengan bambu untuk mencari air dengan kadar mineral tinggi yang mengandung garam. Teknologi bambu juga menemukan sumber-sumber gas alam yang digunakan sebagai alat menguapkan air untuk memproduksi garam. Tentu bambu tersebut sekarang sudah digantikan oleh besi. Bahkan sejak 2.000 tahun lalu, paling tidak sudah ada 130 ribu sumur garam yang digali. Sampai sekarang, daerah Sichuan—Cina masih menjadi penghasil garam, dengan sumur-sumur garam kuno yang masih berfungsi hingga kini. 

Sedangkan mayoritas pembuatan garam di Indonesia memang masih menggunakan cara tradisional, yaitu proses evaporasi atau penguapan air laut di dalam kolam penampungan. Produksi secara massal sangat terhambat akibat ketergantungan terhadap iklim amat tinggi. Teknologi ini cukup primitif dalam industri pengaraman. Bicara tentang teknologi, berarti kita juga bicara kualitas. Teknologi pembuatan garam di Indonesia yang relatif tradisional membuat kandungan natrium-nya cukup rendah. Karena itu, harus ada proses iodisasi (menambahkan unsur iodium atau yodium dalam garam). Kualitas rendah juga dikarenakan terlalu cepat masa panen akibat iklim yang tidak bersahabat. Metode semacam ini juga hanya menghasilkan garam untuk dapur dan meja makan, bukan untuk keperluan industri. 


Garam bukan dari laut

Garam bukan bersumber dari laut saja,  misalnya Australia sebagai salah satu langganan impor garam kita. Negeri kangguru tersebut mengimpor garam berkualitas tinggi. Australia memanen garam tak hanya dari air laut, tapi juga dari danau garam, air tanah asin, danau garam kering yang berada di daerah gurun. Mereka tinggal mengeruk saja. Selain itu, iklim Australia yang cukup kering sehingga garam dapat dipanen hampir setiap waktu.

Contoh lain yang sangat dekat—Pidie, Aceh, cara pembuatan garam di Aceh, tidak tergantung sepenuhnya pada kondisi iklim atau cuaca. Meskipun harga garam menjadi lebih tinggi, karena tambahan biaya produksi untuk memanaskan air garam dengan memakai kayu bakar. Namun itu lebih baik, ketimbang kita harus membayar mahal garam impor, yang uang/arus dananya mengalir keluar negeri.

Luas laut kita menjadi sumber kekayaan alam. Namun, iklim di Indonesia, saat musim kemarau  pun masih sering terjadi hujan. Jika hanya bergantung pada sinar matahari dalam pembuatan garam, maka kita tidak akan sanggup memenuhi kebutuhan garam dalam negeri. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) berkompeten harus difasilitasi, untuk menghasilkan teknologi. Khususnya teknologi guna menambah efisiensi dan peningkatan produksi garam.

Oleh karena itu, keseriusan pemerintah dan para petinggi negara menjadi pendongkrak dan fasilitator—akan menjadi langkah awal dalam mengatasi berbagai polemik di negeri pertiwi ini. Dengan cara, mengalokasikan dana khusus bagi peneliti/mahasiswa untuk melakukan penelitian dalam pembuatan teknologi dan upaya untuk memproduksinya. Kenyataan hari ini, penghargaan dan kepedulian dari pemerintah sangat lah minim, padahal begitu banyak hasil temuan dari karya ilmiah/skripsi mahasiswa teknik yang berhasil membuat teknologi. Di lain sisi, justru pihak swasta lebih berandil  besar dalam upaya mengembangkan hasil ciptaan mereka.

Di samping itu, pemerintah harus memproritaskan pembelian garam petani dengan harga layak, untuk memacu semangat petani menghasilkan garam dengan kualitas yang lebih baik dari garam impor. Ketegasan pemerintah terhadap PT Garam, melarang patokan harga kepada petani dibawah standar yang telah diatur. Meskipun dengan alasan, kualitas garam yang masih rendah.

Faktor alam boleh jadi keberuntungan, namun tanpa usaha dan kerja keras manusia, semuanya menjadi sia-sia. Jangan terlena dengan kekayaan alam kita kaya raya, namun waspadalah jika manusianya—diri kita sendiri—belum mampu menghasilkan apapun untuk negeri ini.

Inilah negeri kita tercinta, cara gampang menjadi jalan akhir, hobinya konsumsi “mie” instan, apa-apa impor. Bahkan lautan luas tak menjadi “lautan” garam—Ironi di tanah pertiwi subur nan permai.

ditulis oleh: Ayu Harisa
#mengisi waktu libur setelah UAS

Minggu, 01 April 2012

I LOVE MY MUM n DAD

Anakku...
ketika aku semakin tua,,
aku berharap kamu memahami dan memiliki kesabaran untukku

suatu ketika aku memecahkan piring,
atau menumpahkan sup diatas meja, karena penglihatanku berkurang
aku harap kamu tidak memarahiku
orang tua itu sensitif,,,
selalu merasa bersalah saat kamu berteriak

Ketika pendengaranku semakin memburuk,
dan aku tidak bisa mendengar apa ayang kamu katakan,
aku harap kamu tidak memanggilku "Tuli!"
mohon ulangi apa yang kamu katakan atau menuliskannya
Maaf, anakku... aku semakin tua

Ketika lututku mulai lemah,
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun
seperti bagaimana aku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil, untuk belajar berjalan
aku mohon, jangan bosan denganku

Ketika aku terus mengulangi apa yang ku katakan,
seperti kaset rusak
aku harap kamu terus mendengarkan aku
tolong jangan mengejekku, atau bosan mendengarkanku
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil
dan kamu ingin sebuah balon?
kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang
sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Maafkan juga bauku...
tercium seperti orang yang sudah tua
aku mohon jangan memaksaku untuk mandi
tubuhku lemah.....
Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin
aku harap aku tidak terlihat kotor bagimu...
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil?
aku selalu mengejar-ngejar kamu... karena kamu tidak ingin mandi
Aku harap kamu bisa bersabar denganku,
ketika aku selalu rewel
ini semua bagian dari menjadi tua,,
kamu akan mengerti ketika kamu tua

Dan jika kamu memiliki waktu luang,
aku harap kita bisa berbicara
bahkan untuk beberapa menit
aku selalu sendiri sepanjang waktu
dan tidak memiliki seorang pun untuk diajak bicara
aku tahu kamu sibuk dengan pekerjaan
Bahkan jika kamu tidak tertarik dengan ceritaku
aku mohon berikan aku waktu untuk bersamamu
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil?
aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang mainanmu

Ketika saatnya tiba...
dan aku hanya bisa terbaring, sakit dan sakit
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku
MAAF.......
kalau aku sengaja mengompol atau membuat berantakan
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku,
selama beberapa saat terakhir dalam hidupku
aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama

Ketika waktu kematianku datang
aku harap kamu memegang tanganku
dan memberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian
dan jangan khawatir, ketika aku bertemu dengan Sang Pencipta
aku akan berbisik pada-Nya
untuk selalu memberikan berkah padamu
karena kamu mencintai, ibu dan ayahmu...

Terima kasih atas segala perhatianmu, nak...
kami mencintaimu dengan kasih yang berlimpah


Ibu & Ayah

FESBUDNUS


Hari ini MINGGU, hari yang panjang, melelahkan, juga penuh kebersamaan. Kampus kami tercinta Sekolah Tinggi Akuntansi Negara mengadakan acara FESBUDNUS atau Festival Budaya Nusantara, waduh acaranya dari pagi sampai menjelang tengah malam. Gilak banget..seru abis..

SABTU-Dari kemarin kami dari perwakilan organda Aceh “Aneuk Nanggroe” udah pada sibuk, nyiapin perlengkapan mulai dari maket, dekor, konsumsi, persiapan latihan tari saman. Bener-bener deh, maket atau Rumoh Aceh baru dibuat H minus 1. Dengan begitu adanya dan sederhana, maket jadi. Tinggal dekor, walah baru beli kain….udah sorean baget ke cipadu pada tutup. Beruntung, tinggal satu toko tersisa, dengan penawaran harga tertinggi, apa boleh buat, no saingan-monopoli harga, kain biasa semester Cuma 9 ribu jadi 13 ribu. Nooooo….uang kas kami deficit. How could?

Dan yang paling gak kami sangka, ada stand lain yang konsepnya seperti rencana kami, kain horizontal belang-belang merah-hijau-kuning (khas Aceh banget lah).
Dengan waktu yang mepet, bag ngedebag gedebug, alhasil jeng jeng jeng…..jadilah stand Aceh. Dengan super minimalis, dan hiasin daun ganja (hehe, bukan daun asli kalii..aspal kayak asli tapi palsu).

Lanjut pemasangan madding 3 dimensi, yang ribetnya Subhanallah. Mulai dari jahit pakai jarum  (ya iyalah emang pakai tusuk gigi!), gagal total. Akhirnya, entah ide darimana digantung pakai tali raffia, syukurlah, madding yang kami buat dengan penuh penghayatan dapat terpajang dengan anggun.

Malam  beranjak, kami  semua harus istirahat, jaminan besok bakal ramai dan super melelahkan. And then…….absolutely!

Pagi-pagi hari Minggu, jam 3 kami sudah bangun, siap-siap mengantar Nindy ke salon. Nindy jadi perwakilan putri nusantara khususnya dari Aceh. Segala keperluan dibawa, baju adat, aksesoris, dll (yang aku juga gak tahu namanya apa, to much).

Bagian tugas aku selanjutnya, membuat es timun serut di campur selasih dan nata de coco, delicious. Pagii-pagi buta olahraga di kosan sendiri, bolak-balik naik-turun tangga, ngambil  apa aja yang diperlukan untuk dicampur, air, timun, nata, biji selasih, lidi, lem, plastic (walah, kok pakai lem lidi dan plastic, hehe..itu buat bungkus kue cin.)

Jam 8.00, kami yang cewek2 udah stand by, beruntung aku dapat tiket FREE PASS (bagi yang punya tiket tersebut bebas akses keluar masuk area festival, kalau gak punya resiko bayar setiap kali masuk, gile aja sekali masuk HTM 15 ribu, jika Anda keluar masuk 5 kali, thanks silahkan hitung sendiri kocek Anda J )
Acara susun menyusun start, susun tatanan kue2, display dan tester ; Mie Aceh, Martabak, Roti Cane, es timun, kue kecil di potong-potong; Badareteuk, Hawa breuh, Kue karah, Kue bhoi, Meuseukat, wajiek.

Menjelang siang, semakin ramai pengunjung, artinya semakin banyak pesanan, duh...satu lagi masalah, kami gak punya uang kembalian!! Dengan penuh perjuangan, mencari uang tukar pecahan seribuan, lima ribuan, aku memulai dari plasma atau sejenis kantin kampus (huhu, sia-sia tak satupun dari mereka menyisakan sedikit saja recehan untuk kami, alah lebay). Lanjut ke kalimongso, syukurlah  karena kemurahan hati mereka dan dengan sedikit usaha muka memelas, aku berhasil menukar uang seratus ribu dengan ribuan-ribuan receh yang sangat berharga waktu itu.

Akhirnya, hari ini kami berhasil menjual makanan sampai 290 tiket. Wow, fantastis kan. Haha…siapa dulu salesnya “aku” (sedikit pengaruh). Alasan masuk akalnya, memang makanan khas kami enak-enak, dan kelaparannya mereka. Berdasarkan data statistic perhitungan (halah.. :p), mie aceh memegang peringkat penjualan tertinggi, kemudian roti cane, dan di posisi terakhir indek saham (what?), maksudnya di posisi akhir ada martabak.

Namun, ada sedikit kendala, dari jam 3 sore sampai magrib, hujat lebat mengguyur tangerang selatan. Kami semua kelabakan menyelematkan aset-aset berharga seperti kompor, wajan, piring, dll. Syukurlah, semua bisa terkendali, tapi saat itu posisiku sedang santai-santai menikmati meminum air hangat di kos dan melihat pergerakan dunia social di luar dari TV (ciele). Pasalnya, beberapa saat sebelum hujan, kami yang cewek giliran istirahat, dan janji kembali jam setengah 4. Tapi karena hujan begitu deras, kabar dari HP tak ada, misal, panggilan/sms ke lokasi kejadian (baca: stand Aneuk Naggroe), aku menduga-duga acara sudah selesai.

Ternyata, sinyal yang gak ada, terang membuat HPku tak bernafas. Setelah,shalat magrib, sms bertubi-tubi masuk ke hp dengan isi “ayo ke stand segera” kira-kira begitu isinya. Tanpa ba-bi-bu aku lansung meluncur kesana lagi.

Dengan kondisi stand yang sudah cukup memprihatinkan akibat badai hujan tadi. Bersih-bersih dan penataan ulang. Menjelang malam suasana bertambah ramai. Kami membagi-bagikan secara gratis kopi aceh “Ulee Kareng” ke siapa yang lewat dan makanan kecil.

Wah, ternyata banyak yang menunggu-nunggu kopi Aceh sedari tadi. Dalam hitungan menit kopi ludes.
Selanjutnya acara semakin puncak, pemilihan pemenang PPN (Putra Putri Nusantara), juara 3 disabet oleh anak IMMSU (Ikatan Mahasiswa Muslim Sumatera Utara), lanjut juara 2 diraih Kemala (Kalimatan), dan jawara kita tahun ini kembali posisi bertahan dari………LAMPUNG……..! sorak gegap gempita atas kemenangan perwakilan organda,  terutama paling heboh anak Medan, mereka sampai menurunkan banner kayu seperti baliho demi menyemangati finalis.

Bahkan tahun ini, ada penghargaan khusus, untuk cleaning servis dan satpam terbaik. Plok-plok-plok, anak STAN peduli pada sesama. Di antara semua acara aku paling suka teater alir musical, keren, nuansa local begitu kental, dengan segala keunikan dan cirri khas masing-masing daerah.
Hari ini, aku belajar banyak hal tentang negeriku, banyak hal yang belum aku tahu. Suatu hari nanti, ketika aku di luar negeri, aku harus BANGGA mengatakan aku ini asli orang INDONESIA. Tak perduli pendapat dan pandangan mereka, aku sangat cinta tanah pertiwi tempat aku dikandung.

Semua menjadi pengalaman berharga, betapa dulu ada sesuatu. Awalnya tahun pertama tingkat satu aku belum bergabung dengan organda Aceh, aku bingung. Waktu awal sekali ke Jakarta ngekos dan kuliah. Aku mengatakan berasal dari Medan, ya alasannya, karena ayah ngomong kalau kami dari Medan (Ya itu memang benar sih), ayahku cukup lama pernah tinggal di Medan (entahlah aku tak mengerti ayah sering mengaku orang Medan, sebenarnya aku tak suka), padahal aku sekolah di aceh-Lhokseumawe. Kenyataan, darah ku sebenarnya Ambon. Nenek dan kakek dari ayah: Aceh, Ambon. Nenek dan kakek ibuku asli keturunan Jawa, tepatnya Jawa Tengah-Semarang.

Garis keturunan yang cukup kompleks, dan sepengetahuanku, kami masih ada keturunan orang Portugis. Wajar saja, orang Aceh memang banyak berasal dari campuran negara lain, seperti Arab, India, Eropa.

Wait…kok jadi bahas asal-usul.

Kembali ke laptop (gaya tukul).

Akhirnya, acara berjalan dengan sukses, dan kami semua kembali dengan penuh rasa syukur-Alhamdulillah. Di akhir juga, ada penampilan band, meskipun aku gak suka terlalu berisik, gak imbang, antara tabuhan dram, gesekan gitar listrik, dan suara vokalis yang menjadi tenggelam tak terdengar.

Bahkan ssyutt…temanku si “xxxx”, ikut ramalan kartu Tarot, nanya about samiun (SOMEONE), haha. Kalau aku sih, sama sekali kagak percaya yang begituan. Dan soal punya usut, temanku itu can get read “aura” seseorang, wow…good talent, right?

so, that’s all about my day, c u..

#ingat, jujurlah pada diri sendiri.

Hal tersulit dari JUJUR adalah, tahu apa yang kau mau, dan mau apa yang kau telah tahu. (confused, so let read again, again, again, again, more again. But if can’t,  so...forget it! cause your memory was be save that, trust me J)