Minggu, 01 April 2012

FESBUDNUS


Hari ini MINGGU, hari yang panjang, melelahkan, juga penuh kebersamaan. Kampus kami tercinta Sekolah Tinggi Akuntansi Negara mengadakan acara FESBUDNUS atau Festival Budaya Nusantara, waduh acaranya dari pagi sampai menjelang tengah malam. Gilak banget..seru abis..

SABTU-Dari kemarin kami dari perwakilan organda Aceh “Aneuk Nanggroe” udah pada sibuk, nyiapin perlengkapan mulai dari maket, dekor, konsumsi, persiapan latihan tari saman. Bener-bener deh, maket atau Rumoh Aceh baru dibuat H minus 1. Dengan begitu adanya dan sederhana, maket jadi. Tinggal dekor, walah baru beli kain….udah sorean baget ke cipadu pada tutup. Beruntung, tinggal satu toko tersisa, dengan penawaran harga tertinggi, apa boleh buat, no saingan-monopoli harga, kain biasa semester Cuma 9 ribu jadi 13 ribu. Nooooo….uang kas kami deficit. How could?

Dan yang paling gak kami sangka, ada stand lain yang konsepnya seperti rencana kami, kain horizontal belang-belang merah-hijau-kuning (khas Aceh banget lah).
Dengan waktu yang mepet, bag ngedebag gedebug, alhasil jeng jeng jeng…..jadilah stand Aceh. Dengan super minimalis, dan hiasin daun ganja (hehe, bukan daun asli kalii..aspal kayak asli tapi palsu).

Lanjut pemasangan madding 3 dimensi, yang ribetnya Subhanallah. Mulai dari jahit pakai jarum  (ya iyalah emang pakai tusuk gigi!), gagal total. Akhirnya, entah ide darimana digantung pakai tali raffia, syukurlah, madding yang kami buat dengan penuh penghayatan dapat terpajang dengan anggun.

Malam  beranjak, kami  semua harus istirahat, jaminan besok bakal ramai dan super melelahkan. And then…….absolutely!

Pagi-pagi hari Minggu, jam 3 kami sudah bangun, siap-siap mengantar Nindy ke salon. Nindy jadi perwakilan putri nusantara khususnya dari Aceh. Segala keperluan dibawa, baju adat, aksesoris, dll (yang aku juga gak tahu namanya apa, to much).

Bagian tugas aku selanjutnya, membuat es timun serut di campur selasih dan nata de coco, delicious. Pagii-pagi buta olahraga di kosan sendiri, bolak-balik naik-turun tangga, ngambil  apa aja yang diperlukan untuk dicampur, air, timun, nata, biji selasih, lidi, lem, plastic (walah, kok pakai lem lidi dan plastic, hehe..itu buat bungkus kue cin.)

Jam 8.00, kami yang cewek2 udah stand by, beruntung aku dapat tiket FREE PASS (bagi yang punya tiket tersebut bebas akses keluar masuk area festival, kalau gak punya resiko bayar setiap kali masuk, gile aja sekali masuk HTM 15 ribu, jika Anda keluar masuk 5 kali, thanks silahkan hitung sendiri kocek Anda J )
Acara susun menyusun start, susun tatanan kue2, display dan tester ; Mie Aceh, Martabak, Roti Cane, es timun, kue kecil di potong-potong; Badareteuk, Hawa breuh, Kue karah, Kue bhoi, Meuseukat, wajiek.

Menjelang siang, semakin ramai pengunjung, artinya semakin banyak pesanan, duh...satu lagi masalah, kami gak punya uang kembalian!! Dengan penuh perjuangan, mencari uang tukar pecahan seribuan, lima ribuan, aku memulai dari plasma atau sejenis kantin kampus (huhu, sia-sia tak satupun dari mereka menyisakan sedikit saja recehan untuk kami, alah lebay). Lanjut ke kalimongso, syukurlah  karena kemurahan hati mereka dan dengan sedikit usaha muka memelas, aku berhasil menukar uang seratus ribu dengan ribuan-ribuan receh yang sangat berharga waktu itu.

Akhirnya, hari ini kami berhasil menjual makanan sampai 290 tiket. Wow, fantastis kan. Haha…siapa dulu salesnya “aku” (sedikit pengaruh). Alasan masuk akalnya, memang makanan khas kami enak-enak, dan kelaparannya mereka. Berdasarkan data statistic perhitungan (halah.. :p), mie aceh memegang peringkat penjualan tertinggi, kemudian roti cane, dan di posisi terakhir indek saham (what?), maksudnya di posisi akhir ada martabak.

Namun, ada sedikit kendala, dari jam 3 sore sampai magrib, hujat lebat mengguyur tangerang selatan. Kami semua kelabakan menyelematkan aset-aset berharga seperti kompor, wajan, piring, dll. Syukurlah, semua bisa terkendali, tapi saat itu posisiku sedang santai-santai menikmati meminum air hangat di kos dan melihat pergerakan dunia social di luar dari TV (ciele). Pasalnya, beberapa saat sebelum hujan, kami yang cewek giliran istirahat, dan janji kembali jam setengah 4. Tapi karena hujan begitu deras, kabar dari HP tak ada, misal, panggilan/sms ke lokasi kejadian (baca: stand Aneuk Naggroe), aku menduga-duga acara sudah selesai.

Ternyata, sinyal yang gak ada, terang membuat HPku tak bernafas. Setelah,shalat magrib, sms bertubi-tubi masuk ke hp dengan isi “ayo ke stand segera” kira-kira begitu isinya. Tanpa ba-bi-bu aku lansung meluncur kesana lagi.

Dengan kondisi stand yang sudah cukup memprihatinkan akibat badai hujan tadi. Bersih-bersih dan penataan ulang. Menjelang malam suasana bertambah ramai. Kami membagi-bagikan secara gratis kopi aceh “Ulee Kareng” ke siapa yang lewat dan makanan kecil.

Wah, ternyata banyak yang menunggu-nunggu kopi Aceh sedari tadi. Dalam hitungan menit kopi ludes.
Selanjutnya acara semakin puncak, pemilihan pemenang PPN (Putra Putri Nusantara), juara 3 disabet oleh anak IMMSU (Ikatan Mahasiswa Muslim Sumatera Utara), lanjut juara 2 diraih Kemala (Kalimatan), dan jawara kita tahun ini kembali posisi bertahan dari………LAMPUNG……..! sorak gegap gempita atas kemenangan perwakilan organda,  terutama paling heboh anak Medan, mereka sampai menurunkan banner kayu seperti baliho demi menyemangati finalis.

Bahkan tahun ini, ada penghargaan khusus, untuk cleaning servis dan satpam terbaik. Plok-plok-plok, anak STAN peduli pada sesama. Di antara semua acara aku paling suka teater alir musical, keren, nuansa local begitu kental, dengan segala keunikan dan cirri khas masing-masing daerah.
Hari ini, aku belajar banyak hal tentang negeriku, banyak hal yang belum aku tahu. Suatu hari nanti, ketika aku di luar negeri, aku harus BANGGA mengatakan aku ini asli orang INDONESIA. Tak perduli pendapat dan pandangan mereka, aku sangat cinta tanah pertiwi tempat aku dikandung.

Semua menjadi pengalaman berharga, betapa dulu ada sesuatu. Awalnya tahun pertama tingkat satu aku belum bergabung dengan organda Aceh, aku bingung. Waktu awal sekali ke Jakarta ngekos dan kuliah. Aku mengatakan berasal dari Medan, ya alasannya, karena ayah ngomong kalau kami dari Medan (Ya itu memang benar sih), ayahku cukup lama pernah tinggal di Medan (entahlah aku tak mengerti ayah sering mengaku orang Medan, sebenarnya aku tak suka), padahal aku sekolah di aceh-Lhokseumawe. Kenyataan, darah ku sebenarnya Ambon. Nenek dan kakek dari ayah: Aceh, Ambon. Nenek dan kakek ibuku asli keturunan Jawa, tepatnya Jawa Tengah-Semarang.

Garis keturunan yang cukup kompleks, dan sepengetahuanku, kami masih ada keturunan orang Portugis. Wajar saja, orang Aceh memang banyak berasal dari campuran negara lain, seperti Arab, India, Eropa.

Wait…kok jadi bahas asal-usul.

Kembali ke laptop (gaya tukul).

Akhirnya, acara berjalan dengan sukses, dan kami semua kembali dengan penuh rasa syukur-Alhamdulillah. Di akhir juga, ada penampilan band, meskipun aku gak suka terlalu berisik, gak imbang, antara tabuhan dram, gesekan gitar listrik, dan suara vokalis yang menjadi tenggelam tak terdengar.

Bahkan ssyutt…temanku si “xxxx”, ikut ramalan kartu Tarot, nanya about samiun (SOMEONE), haha. Kalau aku sih, sama sekali kagak percaya yang begituan. Dan soal punya usut, temanku itu can get read “aura” seseorang, wow…good talent, right?

so, that’s all about my day, c u..

#ingat, jujurlah pada diri sendiri.

Hal tersulit dari JUJUR adalah, tahu apa yang kau mau, dan mau apa yang kau telah tahu. (confused, so let read again, again, again, again, more again. But if can’t,  so...forget it! cause your memory was be save that, trust me J)

Tidak ada komentar: