Selasa, 29 November 2011

Sinari Negeri Dengan Sikap Antikorupsi


Sinari Negeri Dengan Sikap Antikorupsi
Putuskan Rantai Dogma-dogma Koruptor

Korupsi—Hari ini, jika ada orang ditanya tentang korupsi, “mustahil” ada yang menjawab tidak tahu—(Hari gini ngga tau korupsi)—Bagaimana tidak, kasus-kasus terkait korupsi semakin membuming di negeri ini, masalah makelar kasus mencuat ke permukaan. Begitu familiarnya kata itu, tak heran hampir setiap hari kolom di media massa atau surat kabar mengebu-ngebukan kata korupsi.  Sebenarnya kata korupsi itu sendiri, tidak ada orang yang persis tahu, kapan kali pertama kata itu melejit ke bumi.
Konon, korupsi dari bahasa latin yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.[1]
Korupsi sudah berlangsung lama, sejak zaman Mesir Kuno, Babilonia, Roma sampai abad pertengahan dan sampai sekarang. Korupsi terjadi diberbagai negara, tak terkecuali di negara-negara maju sekalipun, yang sudah begitu maju pun masih ada praktek-praktek korupsi. Sebaliknya, pada masyarakat yang primitif dimana ikatan-ikatan sosial masih sangat kuat dan kontrol sosial yang efektif, korupsi relatif jarang terjadi. Tetapi dengan semakin berkembangnya sektor ekonomi dan politik serta semakin majunya usaha-usaha pembangunan dengan pembukaan-pembukaan sumber alam yang baru, maka semakin kuat dorongan individu terutama di kalangan pegawai negeri untuk melakukan praktek korupsi dan usaha-usaha penggelapan.

Akses perbuatan korupsi merupakan bahaya laten yang harus diwaspadai baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat itu sendiri. Sudah bukan rahasia lagi kalau negara kita ini termasuk salah satu sarang koruptor paling banyak di dunia, apalagi masuk jajaran top ten urutan ke-5 negara yang paling korup, patutkah kita berbangga diri dengan hal ini?

Zaman sekarang, untuk membuktikan kasus korupsi itu menjadi sulit, lebih parah lagi yang sebenarnya adalah sulit menutupi bahwa kasus korupsi tersebut tidak ada. Lambat laun, semua orang akan menyadari, yang namanya “bangkai” disembunyikan seperti apapun lama-kelamaan tercium juga, begitu pun laiknya kasus korupsi. Seyogyanya makelar kasus harus dapat dibongkar dan dibabat sampai ke akar.

Hal yang menjadi polemik, sejak masih disusu ibu sampai dewasa kian, korupsi tidak pernah diajarkan, namun…hal yang tidak pernah diajarkan ini, malah menjadi sesuatu yang amat apik, terorganisir, dan sistemik. Tak tanggung-tanggung ruapan fulus miliaran bahkan triliunan ablas ke kantong oknum-oknum koruptor. Mereka seperti menganggap dunia kehidupan selamanya, entah mau dibawa kemana uang sebanyak itu, padahal mati pun tak akan dibawa. Tapi racun dan virus telah menggorogoti pikiran mereka untuk melakukan perilaku apatis tersebut.

Tentunya akan ada dampak dari perilaku tersebut dan merugikan semua pihak: negara, rakyat, bahkan alam. Mereka hidup ditengah banjir kekayaan, sementara rakyat hidup dalam banjir keringat limpangan keras hidup kemiskinan. Negara yang seharusya semakin maju, kini hanya lari di tempat dengan adanya tangan-tangan amoral. Alam yang seharusnya terjaga, hancur oleh kelalaian bersama, karena harus disibukkan mengurusi tindak-tanduk koruptor. Hentikan semua ini! Bukalah mata untuk melihat hal yang lebih penting. Kita butuh udara segar untuk bernafas dan sinar terang untuk melihat.
Dimana cahaya sinar kebenaran bersembunyi? Ataukah sinar itu memang tidak akan pernah ada. Negeri ini redup, kegelapan bisa muncul kapan dan dimana saja. Negeriku..….lihatlah, disini…ditangan kami, para generasi madani, pemegang amanah masa depan, berpendar sinar yang akan menyilaukan negeri ini, suara teriakan…katakan “TIDAK” pada Korupsi! ‘say no to corruption’.
Kelak di tangan kitalah kunci peradaban, dan di pundak kita letak masa depan negeri ini. Sinari negeri ini dengan sikap ‘Antikorupsi’. Wahai PEMUDA-PEMUDI negeri! bangun dari pusara mimpi di siang bolong, bangkit...dari peraduan yang membutakanmu.                       Aktivis antikorupsi! galakkan semangat juangmu, 9 desember adalah waktu sejarah yang membuktikan eksistensimu.
Percaya atau tidak percaya, negeri ini akan melepaskan diri dari jajahan korupsi, dan pahlawan yang akan membebaskan kita adalah masyarakat biasa seperti anda. Jangan hanya Talk about Corruption atau hanya bicara tentang korupsi. “No Action Talk Only”. Tunjukkan aksi anak bangsa sesungguhnya dengan sikap antikorupsi! Tiadakan labirin menyesatkan kasus korupsi di tanah air. Bentangkan horizon-horizon kebenaran, putuskan rantai dogma-dogma koruptor. Sinari wajah dunia dan negeri ini, hidup jaya dengan sikap antikorupsi. MERDEKA!


[1] Sumber wikipedia.com

Tidak ada komentar: